Mengenai Saya
Jumat, 05 Maret 2010
MESIN GERINDA
A. Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.
b. Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11.000 – 15.000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu gerinda yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.
c. Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud. Tulisan ini dibuat dengan maksud agar dapat mengetahui roda gerinda lebih mendalam karena minimnya tingkat pengetahuan tentang roda gerinda dan cara pengoperasian mesin gerinda.
b. Tujuan. Tulisan ini dibuat dengan tujuan agar dapat mengetahui lebih banyak tentang roda gerinda agar mempunyai dasar pengetahuan sehingga memudahkan penggerindaan dengan penggunaan roda gerinda yang sesuai dengan material benda kerja yang akan digerinda dan bermanfaat untuk mencegah kecelakaan kerja.
3. Ruang lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup penulisan ini meliputi analisa roda gerinda dan mesin gerinda dalam rangka mencegah kecelakaan kerja dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Analisa Roda Gerinda
c. Langkah Kerja penggunaan mesin gerinda
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja
e. Upaya mencegah kecelakaan kerja dalam penggunaan mesin gerinda.
f. Penutup
4. Metode Pendekatan. Dalam pembuatan tulisan ini menggunakan metoda pendekatan diskriptif analisis dengan melalui pengamatan dan pengalaman di lapangan.
ANALISA RODA GERINDA
5. Macam-macam batu gerinda. Fungsi dari batu gerinda berbeda-beda dalam pemakaiannya, berikut fungsi dari beberapa jenis batu gerinda :
a. Flat wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti handtap, countersink, mata bor, dan sebagainya.
b. Cup wheels, untuk melakukan penggerindaan alat-alat potong seperti cutter, pahat bubut, dan sebagainya.
c. Dish grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan profil pada cutter.
d. Shaped grinding wheels, untuk memotong alat potong ataupun material yang sangat keras, seperti HSS, material yang sudah mengalami proses heat treatment.
e. Cylindrical grinding wheels, untuk melakukan penggerindaan diameter dalam suatu jenis produk.
Selain fungsi yang berbeda pada setiap jenis batu, juga mempunyai warna batu yang berbeda pula, dimana setiap warna yang dimiliki batu mempunyai karakteristik yang berbeda pula, di pasaran pada umumnya terdapat warna merah muda, putih dan hijau.
6. Bagian-Bagian dari Roda Gerinda. Setiap roda gerinda mempunyai dua komponen :
a. Abrasive berfungsi sebagai pemotong/pengasah.
b. Bond berfungsi sebagai perekat yang mengikat butiran-butiran abrasive selama pemotongan.
Diantara abrasive dan bond terdapat bagian-bagian kosong atau pori-pori dalam ukuran dan jumlah yang beraneka ragam, mempengaruhi roda-roda gerinda dalam pengasahannya.
7. Pembuatan Roda Gerinda. Butiran-butiran abrasive dan perekat dicampur, kemudian dicetak/dibentuk dan dikeringkan dalam cetakan pada tekanan yang tinggi dan suhu antara 42°- 45° C. Ukuran terakhir dan bentuknya dibuat setelah proses pengeringan. Perekat roda gerinda kemudian di “vitrify” kan pada suhu antara 1200°- 1300°C dan didinginkan dengan perlahan-lahan sekali. Proses pendinginan kadang-kadang maksimum lamanya 120 hari. Sebagai tindakan pencegahan demi keamanan, pemeriksaan yang teliti diadakan setelah proses pendinginan.
8. Aksi Potong (pemotongan). Proyeksi dari permukaan roda gerinda akan terlihat beribu-ribu butiran tajam. Apabila diputar dengan kecepatan tinggi dan dipertemukan dengan benda kerja, akan memotong beram-beram yang kemudian menjadi merah dan panas karena gesekan yang keras.
9. Bahan Asah/Pengasah. Amril (ampelas), corundum, silicon carbide, alumunium oxide, boron nitride dan intan yang dihancurkan adalah bahan-bahan asah yang digunakan sampai sekarang. Bahan-bahan tersebut beraneka ragam dalam kekerasan dan kerapuhan, mempunyai sifat dan bentuk yang berbeda-beda.
a. Amril adalah kristal dari alumunium oksida dan besi oksida dengan persentase campuran yang bermacam-macam.
b. Corundum adalah alumunium oksida dengan bermacam-macam tingkat kemurniannya. Amril dan corundum sebagian besar digunakan dalam pembuatan kertas pengasah dan kain pengasah.
c. Silicon carbide adalah kombinasi kimia dari karbon dan silicon yang dibuat dari dapur tinggi listrik. Pekerjaan ini memakan waktu ± 36 jam pada temperatur 2000°C. Setelah itu silicon carbide diambil dalam bentuk kristal-kristal yang banyak. Silicon carbide berwarna hitam kehijau-hijauan.
d. Alumunium oxide yang mula-mula berasal dari bauksit, juga dibuat dalam dapur tinggi listrik. Bauksit lebur dalam temperatur ± 2100°C. Batangan-batangan dipatahkan, dihancurkan dan digiling menjadi butiran-butiran kecil.
e. Boron nitride adalah hasil produksi buatan General Electrik Corp. Barang tersebut mempunyai bentuk kristal berbentuk kubus keras seperti silicon carbide, suhunya stabil hingga 1400°C.
f. Intan adalah bahan asah yang terkeras. Carbon yang murni dan sekarang ini dibuat untuk pembuatan proses industri.
10. Perekat. Perekat harus mengikat butiran-butiran pengasah bersama-sama dan melengkapi roda gerinda dengan kekuatan dan kekerasan. Ada beberapa tipe perekat yang digunakan dan masing-masing tipe mempunyai kegunaan tersendiri.
a. Vitrified bonds adalah suatu campuran dari tanah liat, feldspar dan kwarsa dicampur pada suhu kira-kira 1100° – 1350°C. Roda gerinda ini sensitif terhadap hentakan dan pukulan tapi tidak berubah karena panas atau dingin dan tidak dapat dipengaruhi oleh air, asam atau oli. Roda gerinda ini tidak dibuat dalam bentuk yang tipis seperti roda gerinda untuk memotong karena tidak dapat menerima beban dari samping. Perekat ini dicampur dalam bermacam-macam persentase yang baik sehingga mendapatkan bermacam-macam tingkatan. Kepadatan dari roda gerinda dapat dengan mudah ditentukan oleh proses “vitrified”.
b. Silicate bonds (mineral bond). Komponen ini digunakan silicate dari soda (water glass). Oksida seng ditambahkan sebagai bahan anti air. Campuran butiran-butiran pengasah dan perekatnya dipadatkan didalam cetakan besi dan dibakar pada temperatur 260°C selama 2 – 4 hari. Dengan perekat ini butiran-butiran pengasah lebih mudah lepas dari pada vitrified bond dan roda gerinda ini disebut “pulder acting” yang digunakan khusus untuk mengasah alat-alat potong.
c. Shellac bonds (organik bond). Roda gerinda “shellac” dapat dibuat tipis 3 mm atau kurang. Serbuk shellac dicampur dengan butiran-butiran pengasah dan dipanaskan sampai shellacnya meleleh dan menyelimuti setiap butiran pengasah. Campuran ini diroll menjadi lembaran dan dipotong. Perekat ini baik untuk pengerjaan halus dan ketahanan terhadap panas rendah.
d. Rubber bonds (organik bond). Untuk membuat roda gerinda ini, karet murni dicampur dengan sulfur sebagai komponen pemanas. Roda gerinda ini dapat digunakan juga sebagai pemotong.
e. Synthetic resin bond bakelite adalah salah satu perekat yang digunakan untuk pembuatan roda gerinda potong yang tipis. Perekat ini elastis dan ulet. Digunakan untuk menghilangkan kerak-kerak besi tuang dan menggerinda las.
LANGKAH KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA
11. Umum. Bekerja dengan mesin gerinda prinsipnya sama dengan proses pemotongan benda kerja. Pisau atau alat potong gerinda adalah ribuan keping berbentuk pasir gerinda yang melekat menjadi keping roda gerinda. Proses penggerindaan dilakukan oleh keping roda gerinda yang berputar menggesek permukaan benda kerja. Kecepatan kerja dalam kerja gerinda bukan faktor utama, hasil akhir dalam bentuk dan ketepatan ukuran lebih diutamakan. Dua operasi penggerindaan yang akan dijelaskan adalah kerja gerinda permukaan dan kerja gerinda silinder luar dan dalam.
Urutan kerja gerinda umumnya adalah sebagai berikut :
a. Pemahaman gambar kerja
b. Pencekaman benda kerja
c. Pemeriksaaan air pendingin
d. Pemeriksaan ketajaman roda gerinda
e. Pengaturan putaran
f. Penyetelan panjang langkah dan dalamnya pemakanan
g. Pemeriksaan penggerindaan (jalan kosong)
h. Penggerindaan benda kerja
i. Pemeriksaan hasil gerinda
12. Syarat utama yang perlu diperhatikan dalam pemilihan roda gerinda ialah :
a. Sifat fisik dari material yang akan digerinda mempengaruhi pemilihan dari bahan asah. Gunakan roda gerinda alumunium oksida untuk material-material berkekuatan tarik yang tinggi. Seperti contoh baja karbon, baja campuran, baja kecepatan tinggi, besi tempa, perunggu dll. Gunakan roda gerinda silicon carbide untuk material berkekuatan tarik yang rendah. Contoh besi kelabu, kuningan, alumunium, tembaga, granite, karet, kulit dan lain – lain. Gunakan roda gerinda keras untuk material yang lunak dan gunakan roda gerinda lunak untuk material yang keras. Bila menggerinda material keras, butiran-butiran lebih cepat tumpul dari material lunak, maka lunaknya perekat diperlukan untuk memudahkan butiran-butiran membelah atau meninggalkan roda gerinda dengan tujuan memunculkan butiran-butiran baru sebagai penggantinya. Material lunak kurang cepat penumpulan butiran-butirannya. Perekat kuat memungkinkan pemegangan butiran-butiran lebih lama.
b. Banyaknya material yang dihilangkan dan hasil akhir yang diminta mempengaruhi pemilihan dari ukuran butiran, struktur dan tipe perekat. Gunakan roda gerinda yang kasar dan berpori-pori untuk pemakanan banyak. Gunakan roda gerinda berbutiran halus untuk penyelesaian yang baik. Gunakan roda gerinda berbutiran kasar untuk material liat dan berbutiran halus untuk material keras. Disini kecepatan produksi bukan faktor yang penting, gunakan roda gerinda elastis untuk penyelesaian yang terbaik.
13. Menggerinda Permukaan. Menggerinda permukaan adalah mengerjakan penggerindaan pada permukaan yang lurus. Jenis gerinda permukaan antara lain :
a. Memotong atau menipiskan permukaan yang panjang dan gerinda bentuk. Benda kerja diletakkan pada meja mesin yang diikat dengan magnit. Roda gerinda dipasang pada poros yang letaknya horizontal. Pamakanannya bergerak menurun dan diatur antara 1/1000 sampai 5/100 mm setiap gerak pemakanannya.
b. Gerinda permukaan lainnya adalah menggerinda benda kerja yang dipasang pada kepala tetap (cekam), dan diantara dua senter. Untuk benda kerja yang dijepit antara dua senter, dapat menggunakan permukaan depan roda gerinda. Agar permukaan benda kerja rata, permukaan depan roda gerinda di truing minimum 1 derajat kearah pusat sumbu.
14. Menggerinda silinder.
a. Menggerinda silinder luar. Dilakukan dengan gerak memanjang untuk benda kerja panjang, dan gerak tegak lurus untuk benda yang tebalnya tidak melebihi tebal roda gerinda. Gerak tegak lurus juga dilakukan untuk gerinda bentuk.
b. Menggerinda silinder dalam. Dilakukan sesuai posisi benda kerja, yaitu benda kerja dapat berputar misalnya bentuk ring, pelana (bush), dan benda kerja tidak dapat berputar, misal bentuk jig dan dies.
15. Menggerinda Tanpa Senter. Menggerinda tanpa senter digunakan untuk produk masal. Benda kerja dijepit antara dua gerinda yang berhadapan dan ditahan oleh penyangga.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECELAKAAN KERJA
16. Umum. Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa untuk setiap kecelakaan kerja ada faktor penyebabnya. Sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan. Delapan puluh lima persen (85%) dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia. Maka dari itu, usaha – usaha keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana penting.
17. Latar Belakang Sosial, ekonomi dan kultural. Kultur dan kedisiplinan dalam menggunakan perlengkapan kerja standar akan memberikan pengaruh terhadap keselamatan kerja yang didukung latar belakang sosial ekonomis dan kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan dan latar belakang kehidupan yang luas, seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, peralatan dan perlengkapan kerja erat bersangkut paut dengan pelaksanaan keselamatan kerja. Demikian juga, keadaan ekonomi ada sangkut pautnya dengan permasalahan keselamatan kerja tersebut. Maka keselamatan kerja lebih tampil ke depan lagi, dikarenakan cepatnya penerapan teknologi dengan segala seginya termasuk problematik keselamatan kerja menampilkan banyak permasalahan, sedangkan kondisi sosial – kultural belum cukup siap untuk menghadapinya. Bahkan kadang -kadang hilang hasil jerih payah suatu usaha dikarenakan kecelakaan. Keselamatan kerja merupakan satu bagian dari keselamatan pada umumnya. Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada suatu instansi. Hubungan kerja di sini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu :
a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan.
b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan
Terdapat tiga kelompok kecelakaan :
a. Kecelakaan akibat kerja di tempat pekerjaan.
b. Kecelakaan lalu lintas
c. Kecelakaan di rumah
Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai bahaya nyata.
18. Sebab-Sebab Kecelakaan Kerja. Dari pengalaman selama ini dapat diketahui bahwa penyebab kecelakaan pada garis besarnya dapat dibagi atas dua golongan, yaitu :
a. Kecelakaan yang disebabkan oleh karena keadaan yang berbahaya, misalnya tidak ada pengamannya, peralatan kerja yang rusak, instalasi yang tidak memenuhi syarat, lantai yang licin dan sebagainya.
b. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan yang berbahaya, yang umumnya ditimbulkan oleh tingkah laku manusia sewaktu bekerja.
Pada umumnya kecelakaan yang terjadi adalah akibat dari kedua golongan penyebab tersebut di atas, yang kalau dianalisa secara mendalam, dapat diuraikan
lagi menjadi tiga faktor, sebagai berikut :
a. Faktor lingkungan kerja.
b. Faktor mesin dan peralatan.
c. Faktor manusia atau tenaga kerja.
Supaya pencegahan kecelakaan dapat terlaksana dengan baik, maka harus dilakukan usaha-usaha agar ketiga faktor penyebab kecelakaan tersebut di atas tidak berada pada kondisi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.
19. Faktor lingkungan kerja. Faktor lingkungan kerja yang penting dan perlu diperhatikan adalah kebersihan, pertukaran udara di dalam ruangan, penerangan, dan tata ruang dari mesin dan peralatan kerja. Jadi supaya tidak terjadi kecelakaan perlu kita perhatikan :
a. Kebersihan, misalnya lantai tidak licin karena tidak adanya kotoran berupa minyak pelumas.
b. Pertukaran udara di dalam ruangan dapat berlangsung dengan baik sehingga tidak perlu terjadi seseorang tenaga kerja kehilangan kesadaran karena kekurangan udara bersih (oksigen).
c. Penerangan dijaga agar kapasitasnya mencukupi, sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilakukan.
d. Tata ruang harus dijaga agar mematuhi persyaratan, misalnya tidak terlalu sempit dan mudah bagi lalu lintas barang atau orang.
20. Faktor mesin dan peralatan. Faktor mesin dan peralatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, adalah :
a. Pengaman-pengaman harus dipasang pada mesin, sesuai dengan persyaratan – persyaratan keselamatan kerja.
b. Peralatan-peralatan pengaman yang dipakai oleh mekanik harus dijaga agar tetap pada kondisi yang baik, sehingga benar-benar dapat berfungsi sebagai pengaman dalam kerja.
21. Faktor manusia. Faktor manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan biasanya adalah :
a. Kelalaian
b. Kekurangan pada keterampilan atau kecakapan dalam bekerja
c. Kekurangan yang terdapat pada fisik dan mental si tenaga kerja.
UPAYA MENCEGAH KECELAKAAN KERJA
DALAM PENGGUNAAN MESIN GERINDA
22. Umum. Keselamatan kerja perlu mendapat perhatian, karena pada saat bekerja roda gerinda berputar sangat tinggi. Pecahnya roda gerinda akibat kesalahan operasi dan pemeriksaan kondisi roda gerinda yang tidak cermat dapat mencelakakan operator.
23. Pencegahan Kecelakaan Kerja. Kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan :
a. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis peralatan tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higiene umum, atau alat-alat perlindungan diri.
b. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang diwajibkan.
c. Penelitian bersifar teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang berbahaya, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya.
d. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
e. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
f. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya , mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-sebabnya.
g. Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah atau kursus-kursus pertukangan.
h. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi operator, khususnya yang baru, dalam keselamatan kerja.
24. Alat – alat keselamatan yang diperlukan selama menggunakan mesin gerinda adalah sebagai berikut :
a. Masker, digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat melakukan penggerindaan, terutama pada saat melakukan dressing.
b. Kacamata, untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu pada saat penggerindaan.
c. Bevel protector, alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat potong setelah melakukan penggerindaan.
d. Surface plate, alat yang digunakan untuk melihat kerataan atau ketinggian pada mata cutter, berupa alat yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.
e. Caliper, digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai untuk membuat pahat ulir.
f. Dresser, merupakan batu diamond yang digunakan untuk membersihkan batu gerinda yang kotor.
g. Kunci “L” dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong yang akan digerinda.
25. Selama roda gerinda berputar, posisi operator tidak boleh berada pada bidang perputaran roda gerinda. Beberapa langkah keselamatan kerja mesin gerinda antara lain :
a. Selalu periksa kondisi roda gerinda dari keretakan. Ketuk roda gerinda dengan tangkai obeng, bila suaranya nyaring berarti baik, dan sember beararti ada keretakan.
b. Jaga kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada mesin tersebut.
c. Pastikan benda kerja, kepala lepas, pencekam dan peralatan yang lain sudah pada posisi yang benar.
d. Gunakan roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.
e. Jangan memakankan (to feed) terlalu cepat benda kerja antara dua senter kemungkinan akan tertekan dan dapat merusakkan benda kerja dan roda gerindanya.
f. Stop seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel mesin gerinda.
g. Ketika mengasah roda gerinda (dressing / truing) pastikan intan pengasah terletak pada posisi yang kuat dan benar.
h. Jangan memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang digerinda.
i. Ketika memasang atau menempatkan benda kerja, pastikan roda gerinda diundurkan atau dijauhkan agar tidak mengganggu pemasangan.
j. Jangan gunakan pakaian kerja yang panjang dan terjurai, kalung, dan perhiasan lainnya yang memungkinkan jatuh atau tersangkut selama kerja gerinda.
k. Jangan tinggalkan mesin gerinda dalam keadaan hidup, pastikan mesin mati pada saat meninggalkan.
PENUTUP
26. Kesimpulan
a. Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba guna, dapat digunakan untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan bangunan, kaca dan juga memoles mobil. Dengan menggunakan mesin dan mata yang tepat maka kita dapat menggunakan mesin gerinda dengan optimal. Tetapi tak lupa kita juga perlu memperhatikan keselamatan kerja.
b. Keselamatan kerja perlu mendapat perhatian, karena pada saat bekerja roda gerinda berputar sangat tinggi. Pecahnya roda gerinda akibat kesalahan operasi dan pemeriksaan kondisi roda gerinda yang tidak cermat dapat mencelakakan operator. Untuk itu pemakaian baju kerja termasuk kacamata kerja sangat diwajibkan. Hal ini bertujuan agar sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi. Kecelakaan kerja tidak akan terjadi jika kita mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan kecuali atas kehendak Tuhan Yang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
artikel / makalah yang sangat bagus dan bermanfaat untuk guru dan siswa smk teknologi, untuk saran saya berikan gambar gambarnya supaya lebih difahami, tanks
BalasHapus